Jumat, 27 April 2012

Setiap negara berkeinginan membuka diri terhadap arus lalu lintas barang dan jasa internasional, Dengan adanya perdagangan bebas tampaknya menjadi kebutuhan bagi negara-negara di dunia,ASEAN Forum Trade Agreement - China  merupakan bentuk skema dimana dapat melakuan perdagangan bebas dalam suatu area/wilayah, Skema mewujudkan AFTA -  China melalui: penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Oleh karena itu, hubungannya dengan AFTA bahwa Indonesia merupakan salah satu tujuan dari pasar itu sendiri. Sudah mafhum produk-produk China menawarkan dengan harga yang murah.

Jika sekali saja kita salah langkah,  AFTA – CHINA justru akan membabat habis sektor industri dan mengancam bertambahnya angka pengangguran di dalam negeri. Konsekuensinya akan berimbas pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebab, produk-produk yang dihasilkan oleh para buruh nasional tidak mampu bersaing di pasar. Ketidakmampuan dalam persaingan tersebut berdampak pada produk yang dibuat oleh para buruh dalam negeri mau tidak mau harus gulung tikar. Pemerintah juga harus ikut serta dengan meningkatkan kesejahteraan para buruh,  jika kita lihat dari sistem Pemerintah China mereka sangat konsen untuk mendukung tingkat kesejahteraan buruh sebagai faktor produksi industrinya. Pemerintah telah menyediakan sistem infrastruktur yang mendukung kenyamanan dan kesejahteraan bagi para buruh. Sistem transportasi publik yang gratis bagi buruh. Begitupun dengan biaya pendidikan yang diberlakukan secara gratis.

Dengan begitu, imbalan yang diterima oleh buruh China dan Indonesia secara kualitatif mempunyai nilai yang berbeda. Buruh Indonesia harus menghitung kembali gaji yang mereka peroleh  untuk berbagai macam pengeluaran. Sedangkan Buruh China hanya akan melakukan pengeluaran dari imbalan yang diterimanya untuk biaya konsumsi sehari-hari saja.

”Mari Bersama Kita Hadapi AFTA-CHINA”

Senin, 02 April 2012


Kota Garut selama ini hanya identik dengan camilan dodol Garut. Padahal, Garut juga punya sentra kerajinan Jaket kulit di Sukaregang. Jaket kulit ini istimewa, karena dari kulit domba asli.
Garut adalah salah satu produsen jaket kulit terbaik di Indonesia. Produk jaket kulit di Garut dihasilkan dari pusat peternakan domba yang tersebar di seluruh Kabupaten Garut.
Jika Anda tertarik dengan jaket kulit ini, datang saja ke sentra kerajinan jaket kulit Garut, di Sukaregang. Letaknya tak jauh dari pusat Kota Garut. Sentra kerajinan jaket kulit ini sudah cukup terkenal, bahkan sampai ke mancanegara. Ini bisa dilihat dari banyaknya produk jaket kulit Garut yang diekspor ke luar negeri. Desain dan motif yang digunakan pada jaket kulit Garut sangat beragam dan modern. Tidak monoton itu-itu saja, jadi selalu menarik untuk dilihat dan dibeli.
Saat memasuki kawasan Sukaregang, Anda akan melihat ada banyak jejeran toko yang menjual jaket kulit. Mulai jaket laki-laki, perempuan, dewasa dan anak kecil ada di sini. Model yang ditawarkan pun bervariasi. Pasti membuat pengunjung bingung untuk memilih.
Masuklah ke dalam toko dan Anda pun bisa melihat aneka barang dari kulit yang dijual. Ternyata, Sukaregang tidak hanya menjual jaket kulit, tetapi juga barang lain seperti tas kulit. Nah, untuk yang senang mengoleksi topi, lengkapi koleksi Anda dengan membeli topi kulit asli buatan Sukaregang.
Aneka produk buatan Sukaregang baik jaket atau pun aksesoris lainnya memang 100 persen kulit asli, soal harga tergantung jenis barang, ketebalan, dan modelnya. Sebagai contoh, untuk aksesoris seperti tas dari kulit dikenai harga mulai dari Rp 80.000.
Untuk jaket,  banyak pilihannya ada pilihan unik yang bisa dicoba dari harga mulai Rp 650.000. Beda ketebalan, beda harga tentunya. Untuk jaket yang tebal dan menutup seluruh tubuh, bisa dikenai harga Rp 700.000-2.000.000. Ya, harganya memang bervariasi, tergantung dari model, ketebalan jaket, dan tentu saja kemampuan menawar Anda.
Selain toko yang menjual kerajinan jaket kulit, Anda juga bisa melihat langsung proses pembuatan jaket kulit. Mulai dari kulit yang baru dikuliti, hingga proses penjahitan bisa pengunjung saksikan.
Ya, Anda memang bisa melihat pembuatan secara langsung karena industri jaket kulit di sini merupakan industri rumahan. Kemampuan produksi rata-rata tiap produsen mencapai 2.000 jaket per bulan. Wow!